Minggu, 23 Desember 2012

Karma Putaran Ke3

Dari awal aku sadar, siklusnya selalu seperti ini. Ini siklusnya sudah mencapai putaran ke3 di hidupku. Dan aku gak mau ada putaran ke4 apalagi ke5. Aku gak mau melakukan kesalahan yang sama lagi. Bukankah ini berarti aku memahami detail sebab-akibatnya? Tapi yang aku gak ngerti, kenapa aku gak bisa menghindar meskipun aku sangat mengenal setiap fasenya? Sebuah fase tentang "balasan". Seperti yang sering kita dengar dalam dongeng2 klasik masa kecil, dimana setiap kebaikan akan berbuah kebaikan, begitu pula keburukan yang akan berbuah keburukan. Dan balasan itu kemudian kita kenal dengan istilah....

KARMA


Kamu beruntung gak ya buat liat aku nerima karmanya? Harusnya kamu jangan remove aku dari friendlistmu, biar kamu tau klo aku sedikit berantakan. Biar kamu gak sedih lagi dan aku gak merasa bersalah lagi. :)

Kamis, 20 Desember 2012

Secangkir Kopi Panas-pun Mendingin


Malam ini hanya ada saya dan secangkir kopi panas...
Haha... ya... kopi panas...
Ngopi tengah malem gini sebenernya bukan rutinitas saya... Hanya saja, kali ini terlalu sepi...
Emm... Mungkin secangkir kopi ini adalah satu2nya ide yang saya dapat untuk pelipur lara... Menemani saya untuk sedikit berkontemplasi.

Saya lagi sedih ni. Bahasa kerennya sih GALAU. Hahaha...

Tawa saya terdengar miris ya?
Oke maaf. Ga pke "Haha" lg de...
hmm... pengen tereakk "BANGSATTT!!!" sambil koprol2...
Tp jadi kayak anak kurang kerjaan. Pdahal kerjaan bejibun uda siap bkin tdur saya gak nyenyak.. #FUKFUK :|

Cukup ya basa-basinya. Sebenernya saya mau curhat. Gapapakan?
Ya gapapalahh... blog2 gue! -.-a

Ini soal hari ini.
Hari ini indah banget. Langitnya oranye. Trus jadi warna magenta gitu. Awannya bantet jadi kayak kapas. Kliatannya lembuut banget. Indah :D
*ups! bukan itu yang mau saya curhatin.

Ini soal hari ini.
Tapi bukan murni hari ini.
Ini soal hari ini dan akumulasi hari2 sebelum hari ini.
Tentang fluktuasi hati dan tentang sebuah batas.

Dia dan saya. Dulu saya dengan bangga apdet status d fesbuk, "Karena menyayangimu menyenangkan, saya ingin terus melakukannya." So swit ya. Dulu saya juga bilang, "Aku milih kamu tuh soalnya klo sama kamu itu rasanya pas. Pas aku pengen ketemu, kamu ngajak ketemu. Pas aku masih pengen lebih lama sama kamu, eh bannya bocor. De el el yang sejenis." Rasanya dulu takdir sangat mendukung untuk membuat saya yakin dengan perasaan ini.

Namun inilah dunia. Bumi ber-rotasi. Siang dan malam saling berganti. Air laut menguap, menggumpal jadi awan, lalu menjelma jadi hujan. Dunia yang dinamis. Segalanya bergerak, berputar, berubah. Semua memiliki siklusnya sendiri. Tak ada yang benar2 statis. Bahkan batu yang sekeras itu pun bisa berubah karena terkikis. Dan siklus hati adalah siklus yang paling tak pasti. Sekarang, segalanya perlahan bergejolak. "Pas" itu tak ada lagi. Entah apa yang sebenarnya tak sama. Apa yang berubah? Aku? Kamu? Iklim? Alam? Operator? Atau... perasaannya?
Entahlah.

Semakin lama, fluktuasi hati yang ia cipta semakin memporakporandakan rasa. Pernah saya melambung tinggi, mencipta jejak2 tak abadi di udara, tertawa dan tak pernah ingin mendarat. Namun tak lama, saya terhempas ke daratan, diinjak lalu diabaikan. :')
Entah perumpamaan ini berlebihan atau tidak. Tapi tak ada rasa yang benar2 lebih buruk dari diabaikan. Diabaikan setelah berusaha bangkit dari rasa dikecewakan.

Saya tak menuding. Tak menyalahkan, atau apapun sejenisnya. Saya hanya berusaha memaparkan sudut pandang saya. Mungkin saya yang terlalu rapuh. Tak sekuat yang saya kira. Dan mungkin tak cukup kuat untuk terus bertahan seperti ini. Saya lelah. Entah sampai dimana lelah ini akan menemui batasnya. Tapi sejauh ini saya masih ingin bertahan. Tak apa sedikit terseok. Namun jika nanti saya tak punya tenaga lagi untuk bangkit setelah terhempas. Akan ada masanya saya menyerah. Berat memang. Saya dan dia. Kelemahan kami saling menyakiti. Saya dengan ketidaksabaran saya, dan dia yang hidup di waktunya sendiri. Saya tahu setiap kisah tak pernah sempurna. Beberapa kisah bertahan dan beberapa lainnya menyerah pada ketidaksempurnaan itu. Dan tentang kisah kami, tak ada teori pasti. Seperti dunia yang terus berubah. Kisah ini tak bersarang pada satu titik beku yang abadi. Seperti secangkir kopi panas ini. Tak akan selamanya kopi ini berdiam di derajat panas seperti saat saya baru mulai berkontemplasi tadi. Pada saat ini, kopi panas telah mendingin. Tak lagi penuh dan menggoda, karena kini hanya bersisa cangkir dengan sedikit cairan berwarna coklat yang tergenang di dasarnya.

Jumat, 14 Desember 2012

Mengais Sedikit Kenangan Saat Bersamamu

Aku rindu senyummu yang itu. Inget gak? Senyum yang itu loh... Senyum yang membuatku tersipu sebulan yang lalu. :)

Aku tau, kamu seperti anak cowok pada umumnya, gak hobi nge-mall. Tapi waktu itu, kita ke mall. Haha. For the 1st time, kita ngedate di mall. makasih ya. :*

Hari itu, klo gak salah si tepat sebulan yang lalu, tgl 15 November (moga gak salah inget). Kamu jemput aku ke rumahku, terus kita ke rumahmu sambil menanti hujan menjinak. Tak lama saat hujan mulai menyerah, kita berjalan melewati rintik hujan ke sebuah "warung kopi" di deket rumahmu. Melewati jalanan basah. Menyeberangi sebuah jembatan kecil yang terbuat dari bambu, saat itu kita seperti sedang berjalan di perkampungan desa terpencil. Haha. Lalu setelah berhasil menyeberang jembatan, kita disambut tulisan "WOW" gedhe banget. Dan memang kita tertawa sambil bilang "wow". Gimana enggak, setelah melewati "jalanan pedesaan", sekarang kita berada di depan sebuah kafe modern yang bentuknya menggelora dan membahana badai banget. Beda 180 derajat menn! LOL. XD

Kita tanpa kendaraan, hanya berjalan kaki. Sedikit basah dan tanpa dosa memasuki kafe itu. Dengan terus tersenyum menanggapi sambutan selamat datang dari mbak2 dan mas2 waitress, kita terus berjalan menaiki tangga hingga kita sampai di lantai 3. Mendekat dengan rintik hujan, mendekat dengan jalan raya, mendekat pada papan2 iklan politik yang terpampang gedhe di pinggir jalan. Kita menikmati sore yang basah. Aku sangat ingat, kamu memesan secangkir kopi yang ada bendera Amerika di atasnya. Secangkir kopi yang membuatmu jatuh cinta pada cita rasanya. Aku dengan soda biruku. Dan kita dengan kentang goreng ditambah sebuah nugged yang dipotong jd 3 bagian :| dan Harry Potter bisu terperangkap di dalam layar yang kita abaikan.

Jalanan masih basah meski rinai hujan telah sirna. Kita berjalan pulang, ke rumahmu. Menikmati setiap langkah, menikmati setiap percikan yang dibuat oleh langkah kaki kita.

Hari itu belum usai. Kamu bilang, kamu punya "nophe" yang lain. "Nophe" yang se-unyu aku. Dan ternyata "Nophe" yang lain itu adalah sebuah karakter game online. Haha. Oke. Singkat cerita kita pergi ke warnet. Sebuah karakter cewek dengan rambut panjang dan baju biru. Unyu sih... Tp knapa kudu berantem juga??? Pake rok dan rambut terurai tp nonjok2, nendang2, sampe salto2. Hagz. Oke cukup.

Hari sudah gelap, senja telah terlewat. Kita berangkat ke tempat yang kamu janjikan. Kita ke mall untuk pertama kalinya. Waktu kita tak banyak. Mall gak buka 24 jam, sayang sekali. Waktu yang tak banyak itu kita habiskan di sebuah game center. Entah kita sedang beruntung atau hadiah karena kita sedang bahagia, tapi kartu yang kamu isi 50.000 jadi 100.000. Haha. Mari lekas dihabiskan! Meski banyak permainan yang menarik hati, kita coba ini itu, pada akhirnya kita terpaku pada judi tiket. Semakin kita mendapatkan banyak, semakin kita tak bisa berhenti. Semakin kita tak mendapatkan apa2, semakin kita berjuang untuk mendapatkan lebih. Mungkin seperti itulah nikmatnya orang2 yang suka berjudi, terjebak rasa penasaran yang tak berujung. :p

Kini kita telah berada di luar, dengan segelas teh di tangan masing2. Mungkin malam itu tak hangat bagimu jika tanpa sebatang tembakau berasap menyelip di sela jarimu. Malam itu tak seperti malam biasanya. Kamu berbeda. Entahlah, tapi malam itu sangat membekas. Aneh sekali, aku tersipu saat kamu memandangi aku sambil menunjukkan sepasang lancip di tepi bibirmu dan memamerkan gigi kelincimu. Entah kamu sadar atau tidak, aku sedikit salah tingkah.  Heyy, rasanya seperti baru saja jatuh cinta lagi. Haha. Ya itulah kenangan yang kubongkar kembali untuk mengobati rindu ini.

Aku tak punya rindu yang biasa saja untukmu. Rinduku terlalu. Namun sayang sekali, akhir2 ini aku mulai merasa lelah. Fiuhh... Tapi tak apa, tinggal menarik nafas panjang, lalu semua akan baik2 saja. :)


Rabu, 12 Desember 2012

Sorry for Myself

.waiting...
     .waiting...
          .waiting...

                          ........and........

ZONK!!!
I've got nothing.
Oke... it's my fault...
u say "NO"...
but, I discredit u to say "YEAH"...
Sorry for disappoint me...
Sorry for myself...
It's just my fault...
not u...
OK. I know.
So...
Sorry for myself.

Senin, 10 Desember 2012

Andai...

Andai kamu tahu apa yang aku fikirkan.
Andai aku tahu apa yang kamu fikirkan.
Andai dia tahu apa yang aku fikirkan.
Andai dia tahu apa yang kamu fikirkan.
Andai kita tahu apa yang dia fikirkan.
Andai dia tahu apa yang mereka fikirkan.
Andai mereka tahu apa yang dia fikirkan.
Andai kalian tahu...

Andai kamu mengerti apa yang aku rasakan.
Andai aku mengerti apa yang kamu rasakan.
Andai dia mengerti apa yang aku rasakan.
Andai dia mengerti apa yang kamu rasakan.
Andai kita mengerti apa yang dia rasakan.
Andai dia mengerti apa yang mereka rasakan.
Andai mereka mengerti apa yang dia rasakan.
Andai kalian mengerti...

Andai saja semua orang paham, maka kita tak akan memiliki frasa "salah paham". Sayangnya tidak. Semua terlalu rumit untuk dijelaskan. Segalanya terlampau sulit untuk dimengerti. Hingga aku dan kamu berjauh-jauhan. Mereka yang saling mendendam. Dan dia tetap terdiam. Lalu semuanya semakin tak baik-baik saja.