Sabtu, 06 Oktober 2012

Merakit Bom Waktu


Mata kita terlalu lama berpandangan, hingga gemerlap perkotaan jadi memburam...
Jemari tangan kita tak henti saling mendekap, hingga belaian udara terasa menerbangkan...
Kita terlalu menikmati saat kita berpelukan, hingga dinginnya malam seolah menghangat...
Kita berciuman terlalu mesra, hingga smua kbisingan melebur menjadi tenang...
Kita terlalu asik jatuh cinta, hingga smua terasa benar atas nama perasaan...

Kisah kita tak sempurna meski dengan kasih yang nyaris sempurna. Kita berpura-pura lupa bahwa ada batas di ujung perjalanan kita. Namun kita biasa saja, menikmati rasa yang ada. Dunia bergemuruh menyaksikan kebersamaan kita. Aku dan kamu yang kian hilang arah. Benar salah yang tak pernah sungguh bernilai mutlak, proses pencarian yang penuh gejolak ketidaksamaan. Kita tak sungguh salah, tapi juga tak punya jaminan yang membenarkan. Kita hanya mengikuti aliran.


Kita terjerat kotak-kotak pemikiran. Kotak yang tak satu suara namun menggema-gema menyuarakan isinya. Bisiknya, kita sedang menenun benang bertegangan. Merakitnya hingga bersambungan. Lalu menanti ia meledak, menghancurkan semua hingga bersisa puing-puing kepedihan yang tak berpola.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar